welcome to my personal blog

This is my personal blog. you can read it if you want to know my personal life. if you like, you can follow me. if not, you can leave this blog. everyone involved in this blog are people who are near me. I apologize if there is written that offends you. thank you :)

Senin, 18 Maret 2013

Di Balik Keindahan Warna-Warni Softlens


Fashion is never die. Ya.. itulah ungkapan yang terkenal saat ini. Fashion tidak lagi hanya menyangkut soal pakaian saja. Tapi dari ujung rambut sampai ujung kaki bisa di bilang fashion. Saat ini saya akan membahas tentang lensa kontak atau softlens. Bukan hal yang baru lagi untuk memakai softlens di zaman seperti ini, khususnya di kalangan remaja. Softlens yang dulunya mempunyai fungsi sebagai alat bantu penglihatan seperti kacamata, kini berkembang menjadi asesoris mata. 



Softlens terdiri dari 2 macam. Yaitu softlens min atau plus dan softlens kosmetik. Softlens min atau plus adalah softlens yang mempunyai kemampuan untuk membantu penggunanya yang mengalami gangguan penglihatan jarak dekat ataupun jarak jauh. Sedangkan softlens kosmetik adalah softlens yang berfungsi untuk mempercantik mata saja. Warna-warna yang di tawarkan juga lebih bervariasi. Ada warna biru, ungu, abu-abu, coklat, dan lain-lain. Harganya juga berbeda-beda, mulai dari 50.000 – 120.000 (hasil survey di sebuah optik di daerah bulevard hijau, bekasi)

Tapi, di balik keindahan memakai softlens, ternyata ada banyak bahaya yang mengikutinya. Seperti terkena iritasi mata, konjungtivitis atau peradangan pada selaput lendir, alergi, pembengkakan, kerusakan kornea mata (keratitis), dan kebutaan.

Di kutip dari situs : enggar-pradana.blogspot.com ternyata sebanyak 65,9% lensa terkontaminasi dengan pathogenic acanthamoeba dan 30% amuba ditemukan sangat patogen. Acanthamoeba merupakan tipe protozoa yang banyak ditemukan di tanah dan juga sering ditemui di air bersih. Spesies ini kebanyakan memakan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pada manusia. Tak hanya di dunia, kasus gangguan mata akibat penggunaan lensa kontak di Indonesia juga mulai muncul. Salah satu dokter spesialis mata dari Graha Amerta RSUD dr Soetomo, dr Hendrian D. Soebagyo, Spm mengaku khusus untuk pasien yang ditanganinya, sedikitnya terdapat 50% pasien yang mengalami gangguan mata karena lensa kontaknya terkontaminasi oleh amuba. Sedang 1% pasien mengalami gangguan berat hingga menyebabkan kebutaan permanen.

Karena softlens sangat sensitif terhadap debu dan bakteri, maka di haruskan untuk menjaga kebersihan softlens dan mengganti masa pemakaiannya sesuai masa kadarluasa yang berlaku. Apabila hal ini tidak di perhatikan, maka akan menyebabkan penyakit keratitis (peradangan kornea mata di bagian depan). Berikut penjelasan tentang gejala dan faktor penyebabnya yang dikutip dari http://edypramono-fkmui.blogspot.com/2010/02/lensa-kontak-tak-bersih-sebabkan.html

Faktor Penyebab dan Gejala
Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea mata yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi.

Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus, dan jamur merupakan salah satu yang dapat menyebabkan keratitis. Penyebab lainnya adalah kekeringan pada mata yang disebabkan penggunaan lensa kontak, benda asing yang masuk ke mata, atau bahkan iritatif lainnya. Selain itu, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya keratitis.

Menurut Dr Siti Fatimah Sah R SpM dari Rumah Sakit Puri Indah Kembangan Selatan, Jakarta Barat, penyebab keratitis bisa dari bakteri, virus, dan jamur alergi. “Bisa juga akibat dari kondisi mata yang kering,” katanya. Penyebab umum terjadinya penyakit ini karena trauma atau luka yang terjadi tepat di kornea mata. “Sering kali kita mengucek mata terlalu berlebihan sehingga menimbulkan luka pada kornea,” jelasnya.
Keratitis sering terjadi karena pasien tidak menyimpan atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula aktivitas yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran (shower) tanpa melepas lensa kontak.

Beberapa gejala yang ditimbulkan dari keratitis di antaranya, keluar air mata yang berlebihan dan rasa nyeri yang teramat sangat pada mata. Selain itu terjadi juga penurunan ketajaman penglihatan. Pada beberapa kasus juga ditemui radang pada kelopak mata yang menyebabkan mata menjadi merah dan bengkak serta sangat sensitif terhadap cahaya yang berlebih.

Pengobatan
Obat tetes mata atau salep mata antibiotik, antijamur, dan antivirus biasanya diberikan untuk menyembuhkan keratitis, tapi obat-obat ini hanya boleh diberikan dengan resep dokter. Terkadang banyak pasien yang sembarangan menggunakan tetes mata tanpa resep dari dokter. Pengobatan yang tidak baik atau salah dapat menyebabkan perburukan gejala. Obat kortikosteroid topikal dapat menyebabkan perburukan kornea pada pasien dengan keratitis akibat virus herpes simplex.
Obat-obatan yang mengandung steroid tidak boleh digunakan untuk mata yang terkena keratitis, karena mungkin memperburuk penyakit dan menyebabkan ulserasi kornea dan menyebabkan kebutaan. Dan harus berkonsultasi dengan dokter mata atau memenuhi syarat untuk pengobatan kondisi mata.

Sedangkan untuk beberapa kasus yang berat biasanya diperlukan pencangkokan kornea agar mata bisa kembali melihat normal. Hih... ternyata serem ya menggunakan softlens. Anda masih mau mencoba memakainya ???





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar